Manusia Dapat Dihancurkan; Manusia Dapat Dimatikan; Tetapi Manusia Tidak Dapat Dikalahkan, Selama Manusia Itu Masih Setia Pada Hatinya Sendiri Atau Ber-SH pada dirinya sendiri. .
Selasa, 28 Juni 2011
UBO RAMPE
Aura semiotika (ilmu tanda) dari macam-macam syarat (ubo rampe) dalam sebuah konsep ritual peringatan dalam masyarakat Jawa merupakan sebuah pesan yang tersandikan.Berangkat dari sebuah local genius , nenek moyang telah memberikan pesan-pesan yang terselubung, tinggal bagaimana kita mampu memahami dan memaknai dari tiap pesan yang “sengaja” dikirimkan oleh para leluhur untuk kita agar lebih mencintai dan mengambil manfaat dari hasil sebuah warisan budaya. tentang apa saja dan bagaimana makna dari Ubo Rampe berikut ulasannya
Ubo Rampe (konsep merujuk peralatan dan semua piranti juga syarat melakukan sebuah ritual/ kegiatan)
Setiap acara peringatan ulang tahun, atau apapun dalam kelompok-kelompok sosial masyarakat jawa biasanya tumpeng selalu menjadi syarat ritual. Tidak hanya saat memperingati hari ulang tahun seseorang, tumpeng juga menyertai acara ulang tahun lembaga baik peresmian, kenaikan pangkat sampai acara wetonan. Dalam upacara itu, tumpeng dipotong (seharusnya dibelah) dan diberikan kepada generasi penerus. Biasanya tumpeng yang disajikan adalah tumpeng robyong. Lalu apakah ini sekadar gagah-gagahan atau mempunyai makna?
Tumpeng robyong merupakan lambang manusia yang taat beragama dan giat bekerja. Selain tumpeng robyong, ada sekitar 40-an benda yang selalu menyertai sebuah ritual upacara sebagai sesaji, terutama dalam acara ritual yang diadakan oleh keraton. Setiap barang ataupun benda mempunyai makna tersendiri. Agaknya semua ubo rampe tersebut memiliki aura konstruksial makna. :
Cengkir atau buah kelapa hijau dan kelapa gading yang masih muda, merupakan lambang keandalan pikiran dan kekuatan batin. Maksudnya, dalam bertindak, kita tidak boleh hanya mengandalkan pikiran dan fisik, tetapi juga hati dan akal budi.
Kembar Mayangmelambangkan sepasang manusia yang mantap lahir batin dan siap menyemaikan bibit-bibit manusia unggul generasi berikutnya.
Pusaka Keris adalah lambang keberanian dan percaya diri. Berani dan percaya bahwa Tuhan akan menolong siapa pun yang menegakkan kebenaran.
Bubur. Berbagai jenis bubur biasanya disediakan, seperti bubur Sura, bubur Sengkala, dan bubur Pancawarna, yang merupakan lambang cikal bakal manusia. Bubur ini dimaksudkan agar kita selalu ingat proses kelahiran bayi sehingga timbul rasa hormat pada ibu dan ayah serta Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu juga harapan agar kita bisa mengendalikan nafsu angkara.
Sekapur Sirihmelambangkan segala persoalan yang dihadapi oleh manusia dalam hidupnya. Maksud dari penyajian sekapur sirih ini adalah agar kita selalu siap dan kuat dalam menghadapi segala cobaan dan benturan dalam hidup.
Kembang Setaman adalah lambang sosialisasi diri. Maksudnya agar kita selalu berusaha menjaga harumnya nama diri, kerabat, dan teman.
Kembang Pancawarnayang terdiri dari melati, mawar merah, (kantil) gading putih, gading kuning, dan bunga kenanga, melambangkan cinta kasih yang selalu berkembang dan harum mewangi.
Santan Kanil (kental) merupakan lambang sari-sari kehidupan dan juga susu ibu. Dimaksudkan agar kita selalu mengingat jasa dan pengorbanan ibu yang telah melahirkan kita.
Damar Kembang dibuat dari kelapa yang sudah dibuang serabut dan batoknya, lalu dilubangi bagian yang merupakan bakal tunas, diisi dengan minyak kelapa dan diberi sumbu dari sobekan kain dan dinyalakan. Ini merupakan lambang kehidupan, dimaksudkan agar kita selalu mengisi kehidupan ini dengan hal-hal yang diridloi oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Air Putihlambang kesucian. Agar kita selalu bersih, baik lahir maupun batin.
Lambang Kerukunan
Selain tumpeng, biasanya juga muncul berbagai kue basah yang biasa disebut jajan pasar. Kue ini ditata dalam satu wadah yang melambangkan kerukunan dan persatuan dari berbagai suku dan manusia. Nasi yang disajikan pun terdiri dari empat macam, yaitu nasi kuning, nasi brok, nasi byar, dan nasi golong. Semua nasi-nasi tersebut melambangkan bibit manusia generasi mendatang. Maksudnya agar kita hati-hati dan penuh perhatian dalam “membuat” keturunan sehingga menghasilkan generasi yang unggul.
Panggang Ayam dan Ingkung (ayam goreng utuh) adalah lambang ayah- ibu dan pengorbanan selama hidup mereka dalam membesarkan kita. Sesaji ini dimaksudkan agar kita hormat pada orangtua dan mencintai sesama dengan ikhlas, seperti kedua orangtua mencintai kita.
Pisang Raja Talun Setandar merupakan lambang keberhasilan. Maksudnya agar kita mempunyai tujuan hidup atau cita-cita yang berguna bagi nusa, bangsa, dan sesama serta berusaha meraihnya sampai berhasil.
Sekat Padimelambangkan manusia yang berisi, baik lahir maupun batin.
Buah Buahan, dari yang mentah sampai yang matang merupakan lambang dari proses pematangan diri manusia. Pematangan diri yang mengikuti proses alam dan tidak karbitan akan menghasilkan pribadi yang kuat. Berbagai macam daun, mulai daun kluwih, daun pohon beringin, daun andong dan puring, melambangkan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu, kita harus selalu ingat kepada-Nya dengan selalu melaksanakan segala perintah-Nya.
Tebu Wulungmelambangkan kekuatan dan kemantapan batin. Diharapkan, budi pekerti dan kepribadian kita kukuh dan tegak seperti tanaman tebu tersebut.
Janur Kuning merupakan lambang cahaya terang. Agar kita selalu mendapatkan jalan yang lurus dan diridloi Allah dalam menjalani hidup ini. Tajali nur.
Taplak Kain Mori berwarna putih melambangkan kesucian. Dimaksudkan agar segala tindak tanduk kita didasarkan pada hati dan pikiran yang suci bersih, tidak dikotori oleh kecurigaan.
Payung Agungmerupakan lambang perlindungan. Ditujukan kepada pamong atau pejabat agar selalu melindungi rakyatnya dari “hujan” dan “panas” kehidupan.
Tombak melambangkan kewaspadaan. Kita diharapkan untuk selalu waspada dalam menghadapi segala kemungkinan yang mengancam kelangsungan hidup kita.
Dupa Ratus dan Wawangian merupakan lambang ketentraman. Dengan menjaga nama diri, keluarga, negara, dan bangsa, diharapkan hidup kita akan nyaman dan tentram.
Umbul umbul dari pohon bambu dihiasi janur kuning melambangkan kebesaran Tuhan Yang Maha Agung. Selain itu juga agar kita selalu ingat dan melestarikan budaya yang telah diturunkan oleh nenek moyang.
Kiranya seperti itulah aura semiotika dari macam-macam syarat (ubo rampe) dalam sebuah konsep ritual peringatan dalam masyarakat Jawa.Berangkat dari sebuah local genius , nenek moyang telah memberikan pesan-pesan yang terselubung, tinggal bagaimana kita mampu memahami dan memaknai dari tiap pesan yang “sengaja” dikirimkan oleh para leluhur untuk kita agar lebih mencintai dan mengambil manfaat dari hasil sebuah warisan budaya.
Dari berbagai sumbe
TAHUN" PENTING dlm Sejarah Setia Hati.
1905_ Ki ng suro diwiryo mengalah kan R.M Apuk dlm pertarungan.
1908_ utk kedua kalinya R.M Apuk di kalahkan kemudian R.M Apuk masuk mjd saudara STK.
1915_ Ki ng Suro Diwiryo pindah ke madiun
1917_ Ki Ng Suro Diwiryo mengubah nama STK mnjd Persaudaraan Setia Hati dan sejak itu nama STK di larang di gunakan lagi. _ di tahun ini jg Pak Harjo Utomo masuk dan di kecer sbg saudara SH.
1920_ Pak Munandar haryowiyoto masuk dan di kecer sbg saudara SH.
1922_ Pak harjo masuk sarekat islam dan di tahun ini jg terjadi perbedaan pendapat antara Pak Harjo dgn Eyang Suro lalu pak harjo minta izin utk mendirikan SH di pilang bango.
1925_ Pak harjo di tangkap Belanda.
1932_ 50 kadhang Setia Hati mendeklarasikan SH yg berorganisasi di semarang.
1939_ Kang Jasman mendirikan ESHA di Singapore.(temasek)
1942_ atas usul Suratno Soreng pati nama PSC di rubah mnjadi SH Terate.
1944_ Ki Ng Suro Diwiryo wafat
1948_ Pengorganisasian SH Terate
1952_ Pak Harjo utomo wafat.
1953_ Akta Notaris PSH (Panti)
1960_ Pak Warno masuk dan di kecer mnjd saudara SH.
1963_ R.M Imam Koesoepangat mengalahkan Syeh Wulan dlm tanding bebas di alun" madiun
1965_ Pak Warno mulai melatih pemuda di sumur bor.
1966_ SH Tunas Muda resmi berdiri dan tercatat di Akta Notaris
1972_ nama SHO di rubah menjadi PSH atau menghilangkan kata organisasi karena sejak awal berdiri sdh berorganisasi.
1979_ Pak Munandar Haryowiyoto wafat.
1987_ Persaudaraan terkoyak pada karnaval bulan agustus.
1988_ R.M Imam Koesoepangat wafat.
1995_ Persaudaraan terkoyak di gorang_gareng magetan.
1999_ Persaudaraan terkoyak di kota ponorogo.
2001_ Persaudaraan terkoyak di Plaosan Magetan.
2003_ 100 Tahun Persaudaraan Setia Hati (Panti)2008_ R.D.H Suwarno Wafat
pembaca yg berbudi luhur catatan ini saya buat jauh dr kata sempurna silakan jika mau menambahi atau mengkritik agar setidaknya menjadi lebih baik.salam setia hati
Rabu, 22 Juni 2011
Sejarah Singkat R.M. Imam Kusupangat
Masa kecil RM IMAM KOESOEPANGAT di lalui dengan penuh suka dan duka, ia seperti hal nya saudara-saudara kandungnya (RM Imam Koesoenarto dan RM Imam Koesenomihardjo,dan RM Koesenomihardjo kakak serta RM Imam Koeskartono dan RM Abdullah Koesnowidjodjo,adik) hidup dalam asuhan kedua orang tuanya, menempati tempat tinggal kakeknya di lingkungan kabupaten Madiun . (menurut sumber terate) semasa kecilnya, RM Imam Koesoepangat belum menunjukan kelebihan yang cukup berararti. Di sekolahnya (SD latihan duru satu : sekarang SDN indrakila Madiun) ia bukan tergolong siswa yang paling menonjol, salah satu nilai lebih yang di miliknya barangkali hanya karena keberanianya.selain ia sendiri sejak kecil sudah di kenal sebagai bocah yang jujur dan suka membela serta suka menolong teman-teman sepermainanya.
Ketika berumur 13 tahun, semasa ia haus damba kasih dari ayahanda nasib berbicara lain RM Ambar Koesensi (ayahanda tercinta) di panggil ke Hadirat Tuhan yang maha Esa, tepatnya pada tanggal 15 maret 1951 , sewaktu ia masih duduk di kelas 5 SDN. RM Imam Koesoepangat kecilpun seperti tercerabut dari dunia kana-kanaknya, sepeninggalnya orang yang di cintainya itu sempat menggetarkan jiwanya. Namun kematian tetap kematian tidak seorangpun mampu menolak kehadiranya. Begitu juga yang terjadi pada RM Ambar Koesensie.
Hari-hari berikutnya RM Imam Koeseopangat diasuh langsung oleh ibunda RA Koesmiatoen Ambar Koesmiatoen. Di waktu-waktu senggang ibunda sering kali mendongeng tentang pahlawan-pahlawan yang dikenalnya dan tidak lupa memberi petuah hidup. Berawal dari tatakrama pergaulan, tatakrama menembah (bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa) sampai merambah pada pengertian budi luhur dan mesubrata.
Masuk Persaudaraan Setia Hati Terate
Benih luhur yang di tanamkan ibundanya itu lambat laun ternyata mampu mengendap dan mengakar di dalam jiwa RM Imam Soepangat, ia lebih akrab dengan panggilan “ARIO” perhatianya terhadap nilai-nilai budi luhur kian mekar bagai bak terate di tengah telaga. Semenjak kecil sudah menyukai laku tirakat, seperti puasa dll sejalan dengan itu sikapnya mulai berubah ia mulai bisa membawa diri menempatkan perasaan serta menyadari keberadaannya. Gambaran seorang Ario kecil, sebagai bocah ingusan, sedikit demi sedikit mulai di tinggalkannya.
Rasa keingintahuan terhadap berbagai pengetahuan terutama ilmu kanuragan dan kebatinan yang menjadi idaman semenjak kecil kian hari semakin membakar semangatnya. Melecut jiwanya untuk segera menemukan jawabanya, barang kali terdorong oleh rasa keingintahuanya itulah ketika umurnya bejalan enam belas tahun RM Imam Koeseopangat mulai mewujudkan impianya. Di sela-sela kesibukanya sebagai siswa di SMP 2 Madiun, ia mulai belajar pencak silat di bawah panji-panji Persaudaraan Setia Hati terate. Kebetulan yang melatih saat itu adalah mas IRSAD (murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo) selang lima tahun kemudian 1959 setelah tamat dari SMA Nasional Madiun ia berhasil menyelesaikan Pelajaran di Persaudaraan Setia Hati Terate dan berhak menyandang gelar pendekar tingkat satu
Selasa, 21 Juni 2011
LAMBANG PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE SEBELUM DIRUBAH
Lambang Persaudaraan Setia Hati Terate sebelum dirubah mejadi seperti yang kita kenal sekarang ini mempunyai makna sebagi berikut :
Bentuk tetap segi empat.
1. Garis tegak lurus di sebalah kiri dan kanan mengapit jantung hati bersinar, hal ini melambangkan bahwa warga Persaudaraan Setia Hati Terate diharapkan dalam tindak tanduknya selalu baik, jujur, benar dan adil sesuai hati nurani, jika benar adalah benar adanya dan salah adalah salah dimana hal itu apabila dalam perbuatan akan melahirkan/memancarkan suatu kebaikan yang tulus iklas dima roh suci bertahta serta untuk tidak menjadikan para warga Persaudaraan Setia Hati Terte dikatakan ” munafik ”.
2. Bunga Terate tidak digambarkan melainkan hanya ” tulisan ”.
3. Trisula dan Rambik diatas kalimat ” Persaudaraan ” , hal ini dikarekan pada saat itu Persaudaraan Setia Hati Terate yang diutamakan adalah ajaran pencak silat saja dan baru di bawahnya ditulis kalimat ” Persaudaraan ” yang melambangkan bahwa pada waktu itu situasi dan kondisi tidak memungkinkan, dan pencak silat merupakan alat atau saranautama untuk mengusir penjajah dengan tidak meninggalkan rasa persaudaraan, persatuan dan kesatuan bangsa untuk mendapatkan / merealisasikan suatu negara yang merdeka dan berdaulat lepas dari segala penjajahan dan penindasan di segala bidang.
Dikutip dari buku :
PERSAUDARAN SETIA HATI TERATE YANG KUCINTAI
Disusun oleh :
+ Alm. BB. Tunggul Wulung Judhyasmara
+ NIW. 630100002 ( Tk. II )
+ Putra Kandung RM. Soetomo Mangkoedjojo
+ Pendiri, Penasehat, Pembimbing Padepokan Wesi Aji ( Wedar Silat Among Jiwo ) PSHT Semarang.
SEKAPUR SIRIH DARI KAMI
Persaudaraan Setia Hati Terate didirikan oleh Ki Hajar Hardjo Oetomo alias Judodihardjo. Beliau lahir pada tahun 1890 di Desa Pilangbango Kodya Madiun, beliau adalah salah satu murid dari Ki Ngabehi Soerodiwiryo yang merupakan salah satu warga Persaudaraan Setia Hati ( SH ).
Pada tahun 1905 Ki Hajar Hardjo Oetomo lulus sekolah Kls.II/HIS (SD) kemudian magang di SD Beteng Madiun. Kemudian keluar dan pindah menjadi pegawai kereta api (ss) sebagai Leering Reambte di Bondowoso ,Penarukan dan Tapen.
Pada tahun 1906 menjadi mantra pasar Spoor Madiun. Empat bulan kemudian ditempatkan di Desa Mlilir, Dolopo, Uteran dan Pagotan Madiun
Sekitar Tahun 1916 beliau bekerja di Pabrik Gula Rejo Agung Madiun tapi tidak lama bekerja beliau juga keluar. Kemudian pada tahun 1917 beliau bekerja sebagai pegawai rumah Pengadilan Madiun.Pada tahun ini pula beliau di terima bekerja di Stasiun Kereta Api Madiun sebagai pekerja harian.
Dengan semangat dan jiwa patrionalisme dan nasionalisme beliau mendirikan perkumpulan Harta Jaya yang tujuan utamanya adalah memberantas rentenir yang dilakukan oleh antek – antek penjajah. Bersamaan dengan itu pula lahirlah VSTP (persatuan Pegawai Kereta Api ) dan Ki Hajar diangkat sebagai Hoofd Komisaris Belanda Madiun. Pada tahun ini pula beliau belajar Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati kepada Ki Ngabehi Soerodiwiryo.
Pada tahun 1922 Ki Hajar Hardjo Oetomo masuk Serikat Islam ( SI ) dan ditunjuk sebagai pengurus Selanjutnya SI di jadikan sebagai wadah perjuangan untuk mengusir penjajah dari persada nusantara untuk mencapai Indonesia Merdeka
Oleh karena itu Persaudaraan Setia Hati menurut pandangan dan tujuan Ki Harjar Hardjo Oetomo adalah :
- Untuk menggalang persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia
- Setia Hati khususnya Pencak Silat dapat dipergunakan sebagai alat perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia.
Sehingga dengan diterimanya orang – orang pekerja kereta api Bangsa Belanda untuk ikut belajar Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati, menjadi awal pertentangan antara Ki Hajar Hardjo Oetomo dengan Ki Ngabehi Soerodiwiryo.
- Ki Ngabehi adalah: Bahwa ilmu Setia Hati tidak membedakan Suku, Agama maupun Ras.
- Ki Hajar Harjdo Oetomo adalah : Bahwa dengan masuknya / diterimanya Bangsa Belanda untuk belajar di Setia Hati merupakan hal yang sangat riskan / berisiko tingga karena dapat menjadi musuh dalam selimut, menurut beliau hal ini merupakan suatu hal yang sangat prinsip bagi perjuangan bangsa karena Pencak Silat Setia Hati khususnya merupakan salah satu alat perjuangan mencapai kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Kemudian beliau dengan berat hati mengajukan / ijin restu untuk mendirikan perkumpulan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Muda ( SHM ) namun permohonan tersebut oleh Ki Ngabehi Soerodiwiryo tidak dijawab sepatah katapun.
Walaupun tidak ada jawaban dari Ki Ngabehi Soerodiwiryo , Ki Hajar Hardjo Oetomo tetap dengan pendiriannya yaitu mendirikan Perkumpulan Pencak Silat Persaudaraan SH Muda di Desa Pilangbango Madiun
Dikarenakan adanya latihan di Pilangbango Madiun oleh Ki Hajar Harjdo Oetomo akhirnya SHM dicap SH Merah ( Komunis ) oleh Ki Ngabehi Soerodiwiryo. Karena merasa dipolitisir sedemikian rupa dan untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan maka nama PSHM dirubah menjadi PSC ( Pencak Silat Club )
Namun umur PSC tidak panjang karena dibubarkan oleh Belanda karana dianggap membahayakan mengingat ditempat tersebut banyak pemuda – pemuda Indonesia digembleng dan dilatih pencak silat, dan dikwatirkan hal tersebut akan digunakan untuk melakukan tero – terror atau pemberontakan terhadap Belanda.
Dengan dibubarkan PSC oleh Belanda tidak menjadikan semangat perjuangan Ki Hajar Hardjo Oetomo surut. Dengan siasat politik gerilyanya, Pencak Silat Club diganti namanya Pemuda Sport Club. Hal tersebut merupakan suatu bagian srtategi politik perjuangan dengan semata – mata untuk mengelabuhi Belanda.
Pada Tahun 1922 adalah merupakan tolak ukur atau pokok awal berdirinya Persaudaraan Setia Hati Terate.
II. Setia Hati dan SH Terate
Sebenarnya hal ini sudah kami bahas dib log ini dengan judul RENUNGAN, tapi tidak ada salahnya jika kami mengutipnya lagi :
Kita sebagai warga / orang PSHT harus mengakui bahwa SH yang didirikan oleh Ki Ageng Surowiryo adalah embrio dari PSHT. Sedangkan Persaudaraan Setia Hati Terate ( PSHT ) itu sendiri telah berdiri pada tahun 1922 di Desa Pilangbango Madiun oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo alias Judodiharjo, dan ajaran / ilmu yang ada di PSHT pun pasti berbeda dengan SH yang didirikan oleh Ki Ageng Surowiryo, Sehingga jika sampai saat ini masih ada warga PSHT yang masih berkiblat pada SH / Lebih bangga dengan SH tidak pada PSHT, sepertinya kadar kesetiaan pada Organisasi PSHT perlu untuk dipertanyakan. Apakah kita akan lebih bangga dengan orang tua yang bukan kandung dibandingkan dengan orang tua kandung kita sendiri ( PSHT ) ??. Sekarang marilah kita tanyakan pada hati nurani yang paling dalam, sebenarnya kita warga SETIA HATI atau warga Persaudaraan Setia Hati Terate ( PSHT ) ??
Semoga sedikit tulisan ini dapat menjadi bahan renungan untuk kita semua, Warga Persaudaran Setia Hati Terate.
Semoga kutipan artikel diatas dapat membedakan antara SH tanpa embel – embel dengan SH Terate. Karena sudah dapat di pastikan sejarah dan perkembangan Persaudaraan Setia Hati dan Persaudaraan Setia Hati Terate berbeda seiring berjalannya waktu.
III. SH Winongo
Untuk bahasan ini kami mohon maaf sebesar – besarnya karena untuk bahasan ini bukan wewenang kami dan bukan dalam koridor Persaudaraan Setia Hati Terate
V. Arogansi dan Tawuran
Arogansi dan tawuran sangat tidak obyektif jika hanya ditujukan kepada warga PSHT saja karena hal ini sangat mungkin terjadi di Perguruan apapun dan dimanapun karena dalam PSHT tidak diajarkan hal tersebut, jika PSHT divonis seperti itu alangkah piciknya, karena hanya melihat dari sisi negatifnya tanpa melihat sisi positifnya.
Kalo kita tidak menutup mata pasti ada arogansi dan tawuran di setiap perguruan / organisasi beladiri manapun, hal ini terjadi dikarenakan kurangnya individu dalam memahami / mendalami ajaran yang ada, hal ini juga bisa disebabkan oleh kadar kualitas setiap individu. Karena kadar kualitas tiap individu berbeda sehingga dalam memahami, meresapi serta mengamalkan ajaran selama berlatih di perguruan / organisasi beladiri pasti juga akan berbeda.
Jadi alangkah bijaknya jika dalam menanggapi segala sesuatu tidak hanya dilihat dari salah satu sudut pandang sehingga akan berakibat subjektif dalam menyimpulkan suatu masalah.
disarikan dari http://wesi-aji.blogspot.com/